Jumat, 28 Juni 2013

HIKMAH KEHIDUPAN DARI SEBUAH TOPLES

Banyak Mahasiswa mulai datang memenuhi ruang pengajaran. Mereka datang dan duduk dengan tenang dan rapi, memandang ke depan, siap untuk mendengar apa yang dikatakan oleh sang Dosen.
Akhirnya sang Dosen pun datang, lalu duduk di depan para Mahasiswanya. Sang Dosen membawa sebuah toples besar, disampingnya terdapat setumpuk batu kehitaman seukuran genggaman tangan. Tanpa bicara sepatah kata pun, Sang Dosen mengambil batu-batu tersebut satu persatu, lalu memasukkannya hati-hati ke dalam toples kaca. Ketika toples tersebut sudah penuh dengan batu hitam tadi, sang Dosen berbalik kepada para Mahasiswa, lalu bertanya.
“Apakah toplesnya sudah penuh?”
“Ya,” jawab para mahasiswa, “Benar, toples itu sudah penuh”.
Tanpa berkata apa-apa, sang Dosen mulai memasukkan kerikil-kerikil bulat berwarna merah ke dalam toples itu.Kerikil-kerikil itu cukup kecil sehingga jatuh di sela-sela batu hitam besar tadi. Setelah semua kerikil masuk kedalam toples, sang Dosen berbalik kepada para Mahasiswa, lalu bertanya.
“Apakah toplesnya sudah penuh?”
Sekarang para Mahsiswa tak terlalu percaya diri menjawab pertanyaan Dosennya. Namun terlihat bahwa pasir tersebut jelas memenuhi sela-sela kerikil di dalam toples, membuatnya terlihat sudah penuh. Kali ini hanya sedikit yang mengangguk, lalu menjawab,
“Ya,” jawab beberapa Mahasiswa, “Benar, toples itu sudah penuh”.
Masih tanpa berkata apa-apa lagi, kini sang Dosen mengambil satu wadah pasir halus, lalu memasukkannya ke dalam toples. Dengan mudah pasir-pasir tersebut pun masuk memenuhi sela-sela kerikil merah dan batu hitam. Setelah masuk semua, kini sang Dosen berbalik kepada para Mahasiswa, lalu bertanya lagi.
“Apakah toplesnya sudah penuh?”
Kali ini kebanyakan para Mahasiswa memilih diam, namun ada dua hingga tiga yang memberanikan diri menjawab,
“Ya,” jawab sedikit Mahasiswa tersebut, “Benar, toples itu sudah penuh”.
Tetap tanpa berkata apa-apa lagi, sang Dosen berbalik mengambil dua kaleng minuman soda dari bawah meja, lalu menuangkannya dengan hati-hati ke dalam toples besar tersebut. Ketika air sudah mencapai bibir toples, kini sang Dosen berbalik kepada para Mahasiswa, lalu bertanya lagi.
“Apakah toplesnya sudah penuh?”
Kali ini para Mahasiswa tertawa melihat ulah dosen tersebut, namun satu Mahasiswa yang memberanikan diri menjawab,
“Ya,” jawab Mahasiswa tersebut, “Benar, toples itu sudah penuh”.
Sang Dosen menjawab, “Ya benar, toples ini sekarang sudah penuh”.
Sang Dosen kemudian melanjutkan perkatannya,
“Sekarang”, kata sang Dosen “Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu. Batu-batu adalah hal-hal yang penting. Keluarga Anda, anak Anda, kesehatan Anda, teman Anda, gairah favorit Anda – yaitu hal-hal yang jika segalanya hilang dan hanya jika mereka tetap hidup Anda akan tetap penuh. Kerikil adalah hal-hal lain yang penting seperti pekerjaan Anda, rumah Anda, mobil Anda.”
“Pasir adalah segala sesuatu yang lain – hal-hal kecil. Jika Anda meletakkan pasir terlebih dahulu kedalam toples “ia melanjutkan,” tidak ada ruang untuk kerikil atau batu-batu itu.”
“Hal yang sama berlaku untuk hidup. Jika Anda menghabiskan seluruh waktu Anda dan energi pada hal-hal kecil, Anda tidak akan memiliki ruang untuk hal-hal yang penting bagi Anda.”
“Perhatikan hal-hal yang sangat penting untuk kebahagiaan Anda. Bermain dengan anak-anak Anda. Luangkan waktu untuk pergi ke dokter dan menjaga kesehatan. Mengajak pasangan Anda keluar untuk ber-rekreasi. Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah, dan memperbaiki tong sampah yang rusak. Jaga batu-batu pertama, hal-hal yang benar-benar penting. Tetapkan prioritas Anda. Sisanya hanyalah pasir “.
Salah satu Mahasiswa mengangkat tangan dan bertanya, “dua kaleng soda itu menggambarkan apa?”Sang Dosen tersenyum. “Aku senang kau bertanya, Ini hanya untuk menunjukkan pada Anda, tidak peduli seberapa penuh hidup Anda, selalu ada ruang untuk beberapa kaleng soda, ruang untuk rehat sejenak, untuk beribadah dan bersujud pada Tuhan.”
Dosen Melanjutkan kuliahnya.
“Sebuah cerita selalu memiliki banyak makna, dan setiap dari kalian telah memahami banyak hal dari demonstrasi ini. Diskusikan dengan tenang sesama kalian, apa hikmah yang kalian punya. Berapa banyak hikmah berbeda yang dapat kalian temukan dan kalian ambil darinya.”
Para Mahasiswa pun memandang sang Dosen, dan ke arah toples yang kini berisi dengan berbagai warna, ada hitam, ada merah, ada pasir, dan tentunya air soda. Lalu dengan tenang mereka mendiskusikan dengan Mahasiswa lainnya. Setelah beberapa menit kemudian sang Dosen mengangkat tangannya, seluruh ruangan pun diam. Sang Dosen lalu berkata,
“Selalu ingatlah bahwa tak pernah ada hanya satu interpretasi dari segalanya. Kalian telah mengambil semua hikmah dan pesan dari cerita, dan setiap hikmah, sama pentingnya dengan yang lain.
Lalu tanpa berkata-kata lagi, sang Dosen pun bangkit dan meninggalkan ruangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar