Minggu, 30 Juni 2013

Kisahku : Jawaban Yang Jujur

Pada suatu malam, Nasruddin sedang jalan-jalan di sepanjang tempat yang sepi. Ketika dihadang oleh sepasukan kuda yang mendekatinya dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba imajinasinya mulai bekerja. Dia melihat dirinya terluka atau terampas atau terbunuh. Ditakuti pemikiran demikian dia meloncat, menaiki sebuah dinding, buru-buru masuk kuburan dan berbaring di dalam liang lahat yang terbuka. Ia bersembunyi.
Teka-teki pada perilaku Mullah yang sial itu, membuat para penunggang kuda dan pelancong mengikutinya. Mereka menemukan dia berbaring, tegang, dan menggigil.
“Apa yang terjadi? Sedang apa Anda di dalam liang kubur itu? Kami lihat Anda lari terbirit-birit. Bolehkah kami menolong Anda? Kenapa Anda berada di dalam tempat ini?”
“Karena kalian banyak mengajukan pertanyaan yang tidak perlu, maka di sana ada sebuah jawaban yang jujur,” kata Nasruddin, yang kini bebas dari apa yang telah terjadi. “Semuanya tergantung pada sudut pandang kalian. Jika kalian ingin tahu sebabnya, sudah tentu aku di sini, sebab Anda ada di sini karena aku!”

Kisahku : Mungkin Ada Jalan di Atas Sana

Beberapa anak bengal merencanakan untuk mencuri sandal Nasrudin. Mereka memanggil-manggil sang Mullah, dan menunjuk ke sebuah pohon: “Tak seorang pun dari kami yang bisa memanjat pohon itu.”
“Ah, kamu tentu bisa. Akan kutunjukkan caranya,” kata Nasrudin. Setelah mencopot sandalnya dan menyelipkannya di ikat pinggangnya, Nasrudin mulai memanjat pohon.
“Nasrudin,” teriak anak-anak itu, “naik pohon tidak perlu pakai sandal.”
Nasrudin, yang merasa harus membawa sandalnya, tanpa tahu alasannya, membalas teriakan mereka: “Ini persiapan kalau-kalau ada keadaan darurat. Siapa tahu, aku menemukan sebuah jalan di atas sana.”

Kisahku : Telur

Sekelompok anak muda, masing-masing membawa telur ke sebuah pemandian Turki, tempat Nasrudin sedang menghabiskan waktu.
Ketika Nasrudin memasuki kamar mandi uap, di mana anak-anak muda itu sedang duduk-duduk, mereka berkata: “Ayo, kita sama-sama membayangkan bahwa kita semua ini ayam betina yang sedang bertelur. Siapa yang gagal bertelur, ia harus membayar ongkos mandi untuk semua orang yang ada di ruang ini.
Nasrudin setuju.
Tak lama kemudian, masing-masing orang mulai menunjukkan telurnya. Mereka meminta Nasrudin menunjukkan hasil kerjanya.
“Di antara begitu banyak ayam betina,” kata Nasrudin, “tentu harus ada ayam jantannya.”

Kisahku : Manusia Hanya Bisa Mencela

Suatu hari, Nasruddin pergi bersama anaknya keluar kota. Dalam perjalanan itu, sang anak naik keledai sementara Nasruddin berjalan kaki sambil memegang tali keledai yang ditunggangi anaknya.
Tiba-tiba, seseorang menegur dan berkata, “Sungguh zaman memang sudah edan, bagaimana mungkin seorang anak naik keledai dengan nyaman sementara ayahnya dibiarkan berjalan kaki. Sungguh anak biadab dan tak tahu diri.”
Mendengar itu, sang anak berkata pada Nasruddin, “Ayah, bukankah sudah kukatakan padamu, naikilah keledai ini, biarlah aku yang berjalan kaki.” Nasruddin pun menuruti kemauan anaknya dan menuruti ucapan orang yang menegurnya.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan sekelompok orang yang lagi-lagi mencela Nasruddin dan anaknya. “Pantaskah orang tua ini membiarkan anaknya berjalan kaki sementara dia dengan enaknya duduk di atas keledainya. Sungguh orang tua yang tidak punya kasihan pada anaknya.”
Mendengar omongan itu, Nasruddin akhirnya mengajak anaknya naik keledai berdua untuk menyelesaikan. Mereka bertemu lagi dengan kerumunan orang yang sedang duduk-duduk di pinggir jalan. Salah satu dari mereka berkata, “Hai teman-teman, coba kalian lihat, betapa kejamnya mereka, menunggangi keledai yang lemah itu berdua.”
Karena tidak tahan mendengar ucapan mereka, Nasruddin dan anaknya turun dari keledai. Keledai itu dituntun sementara mereka berdua berjalan kaki. Tak lama kemudian, mereka berpapasan dengan sesama orang yang sedang bepergian. Mereka berkata, “Kalian berdua ini sudah gila, membiarkan keledai begitu saja tanpa dinaiki, sementara kalian berjalan kaki padahal udara siang ini sangat panas.”
Dengan kesal Nasruddin berkata pada anaknya, “Anakku, manusia memang bisanya hanya mencela. Tidak ada yang selamat dari cercaan orang lain.”

Jumat, 28 Juni 2013

HIKMAH KEHIDUPAN DARI SEBUAH TOPLES

Banyak Mahasiswa mulai datang memenuhi ruang pengajaran. Mereka datang dan duduk dengan tenang dan rapi, memandang ke depan, siap untuk mendengar apa yang dikatakan oleh sang Dosen.
Akhirnya sang Dosen pun datang, lalu duduk di depan para Mahasiswanya. Sang Dosen membawa sebuah toples besar, disampingnya terdapat setumpuk batu kehitaman seukuran genggaman tangan. Tanpa bicara sepatah kata pun, Sang Dosen mengambil batu-batu tersebut satu persatu, lalu memasukkannya hati-hati ke dalam toples kaca. Ketika toples tersebut sudah penuh dengan batu hitam tadi, sang Dosen berbalik kepada para Mahasiswa, lalu bertanya.
“Apakah toplesnya sudah penuh?”
“Ya,” jawab para mahasiswa, “Benar, toples itu sudah penuh”.
Tanpa berkata apa-apa, sang Dosen mulai memasukkan kerikil-kerikil bulat berwarna merah ke dalam toples itu.Kerikil-kerikil itu cukup kecil sehingga jatuh di sela-sela batu hitam besar tadi. Setelah semua kerikil masuk kedalam toples, sang Dosen berbalik kepada para Mahasiswa, lalu bertanya.
“Apakah toplesnya sudah penuh?”
Sekarang para Mahsiswa tak terlalu percaya diri menjawab pertanyaan Dosennya. Namun terlihat bahwa pasir tersebut jelas memenuhi sela-sela kerikil di dalam toples, membuatnya terlihat sudah penuh. Kali ini hanya sedikit yang mengangguk, lalu menjawab,
“Ya,” jawab beberapa Mahasiswa, “Benar, toples itu sudah penuh”.
Masih tanpa berkata apa-apa lagi, kini sang Dosen mengambil satu wadah pasir halus, lalu memasukkannya ke dalam toples. Dengan mudah pasir-pasir tersebut pun masuk memenuhi sela-sela kerikil merah dan batu hitam. Setelah masuk semua, kini sang Dosen berbalik kepada para Mahasiswa, lalu bertanya lagi.
“Apakah toplesnya sudah penuh?”
Kali ini kebanyakan para Mahasiswa memilih diam, namun ada dua hingga tiga yang memberanikan diri menjawab,
“Ya,” jawab sedikit Mahasiswa tersebut, “Benar, toples itu sudah penuh”.
Tetap tanpa berkata apa-apa lagi, sang Dosen berbalik mengambil dua kaleng minuman soda dari bawah meja, lalu menuangkannya dengan hati-hati ke dalam toples besar tersebut. Ketika air sudah mencapai bibir toples, kini sang Dosen berbalik kepada para Mahasiswa, lalu bertanya lagi.
“Apakah toplesnya sudah penuh?”
Kali ini para Mahasiswa tertawa melihat ulah dosen tersebut, namun satu Mahasiswa yang memberanikan diri menjawab,
“Ya,” jawab Mahasiswa tersebut, “Benar, toples itu sudah penuh”.
Sang Dosen menjawab, “Ya benar, toples ini sekarang sudah penuh”.
Sang Dosen kemudian melanjutkan perkatannya,
“Sekarang”, kata sang Dosen “Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu. Batu-batu adalah hal-hal yang penting. Keluarga Anda, anak Anda, kesehatan Anda, teman Anda, gairah favorit Anda – yaitu hal-hal yang jika segalanya hilang dan hanya jika mereka tetap hidup Anda akan tetap penuh. Kerikil adalah hal-hal lain yang penting seperti pekerjaan Anda, rumah Anda, mobil Anda.”
“Pasir adalah segala sesuatu yang lain – hal-hal kecil. Jika Anda meletakkan pasir terlebih dahulu kedalam toples “ia melanjutkan,” tidak ada ruang untuk kerikil atau batu-batu itu.”
“Hal yang sama berlaku untuk hidup. Jika Anda menghabiskan seluruh waktu Anda dan energi pada hal-hal kecil, Anda tidak akan memiliki ruang untuk hal-hal yang penting bagi Anda.”
“Perhatikan hal-hal yang sangat penting untuk kebahagiaan Anda. Bermain dengan anak-anak Anda. Luangkan waktu untuk pergi ke dokter dan menjaga kesehatan. Mengajak pasangan Anda keluar untuk ber-rekreasi. Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah, dan memperbaiki tong sampah yang rusak. Jaga batu-batu pertama, hal-hal yang benar-benar penting. Tetapkan prioritas Anda. Sisanya hanyalah pasir “.
Salah satu Mahasiswa mengangkat tangan dan bertanya, “dua kaleng soda itu menggambarkan apa?”Sang Dosen tersenyum. “Aku senang kau bertanya, Ini hanya untuk menunjukkan pada Anda, tidak peduli seberapa penuh hidup Anda, selalu ada ruang untuk beberapa kaleng soda, ruang untuk rehat sejenak, untuk beribadah dan bersujud pada Tuhan.”
Dosen Melanjutkan kuliahnya.
“Sebuah cerita selalu memiliki banyak makna, dan setiap dari kalian telah memahami banyak hal dari demonstrasi ini. Diskusikan dengan tenang sesama kalian, apa hikmah yang kalian punya. Berapa banyak hikmah berbeda yang dapat kalian temukan dan kalian ambil darinya.”
Para Mahasiswa pun memandang sang Dosen, dan ke arah toples yang kini berisi dengan berbagai warna, ada hitam, ada merah, ada pasir, dan tentunya air soda. Lalu dengan tenang mereka mendiskusikan dengan Mahasiswa lainnya. Setelah beberapa menit kemudian sang Dosen mengangkat tangannya, seluruh ruangan pun diam. Sang Dosen lalu berkata,
“Selalu ingatlah bahwa tak pernah ada hanya satu interpretasi dari segalanya. Kalian telah mengambil semua hikmah dan pesan dari cerita, dan setiap hikmah, sama pentingnya dengan yang lain.
Lalu tanpa berkata-kata lagi, sang Dosen pun bangkit dan meninggalkan ruangan.

KEPOMPONG RAMADLAN

Semua amal anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali shaum. Maka sesungguhnya shaum itu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya(Hr. Bukhari Muslim).
Pernahkan Anda melihat seekor ulat bulu?
Bagi kebanyakan orang, ulat bulu memang menjijikkan bahkan menakutkan.
Tapi tahukah Anda kalau masa hidup seekor ulat ini ternyata tidak lama.
Pada saatnya nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masuk ke dalam kepompong selama beberapa hari.
Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud lain: ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah.
Jika sudah berbentukdemikian, siapa yang tidak menyukai kupu-kupu dengan sayapnya yang beraneka hiasan indah alami?
Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudian mengoleksinya sebagai hobi (hiasan) ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Semua proses itu memperlihatkan tanda-tanda Ke maha besaran Allah.
Menandakan betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla, mengubah segala sesuatu dari hal yang menjijikkan, buruk, dan tidak disukai, menjadi sesuatu yang indah dan membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubaha nyang sudah diatur dan aturannya pun ditentukan oleh Allah, baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunnatullah) maupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakni Al Qur’an dan Al Hadits.
Jika proses metamorfosa pada ulat ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, momen yang paling tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki Ramadhan. Bila kita masuk ke dalam ‘kepompong’ Ramadhan, lalu segala aktivitas kita cocok dengan ketentuan-ketentuan “metamorfosa” dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan yakni manusia yang berderajat muttaqin, yang memiliki akhlak yang indah dan mempesona.
Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Allah SWT berfirman, “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya.” (QS. An Nazii’at [79] : 40- 41).
Selama ini mungkin kita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa?
Karena selama inipada diri kita terdapat pelatihan lain yang ikut membina hawa nafsu kita ke arah yang tidak disukai Allah.
Siapakah pelatih itu?
Dialah syetan laknatullah,yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita.
Akan tetapi memang itulah tugas syetan. apalagi seperti halnya hawa nafsu, syetan pun memiliki dimensi yang sama dengan hawa nafsu yakni kedua-duanya sama-sama tak terlihat. “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmu karena syetan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala,” demikian firman Allah dalam QS. Al Fathir [25] :6).
Akan tetapi kita bersyukur karena pada bulan Ramadhan ini Allah mengikat erat syetan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk bisa melatih diri mengendalikan hawa nafsu kita. Karenanya kesempatan seperti ini tidak boleh kita sia-siakan. Ibadah shaum kita harus ditingkatkan. Tidak hanya shaum atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja akan tetapi juga semua anggota badan kita lainnya agar mau melaksanakan amalan yang disukai Allah. Jika hawa nafsu sudah bisa kita kendalikan, maka ketika syetan dipelas kembali, mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian, hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-Nya. Inilah pangkal kebahagiaan dunia akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalah akhlakBarang siapa membaguskan akhlaknya pada bulan Ramadhan, Allah akan menyelamatkan dia tatkala melewati shirah di mana banyak kaki tergelincir, demikianlah sabda RasulullahSAW.
Pada bulan Ramadhan ini, kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga shaum kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh kita ikut shaum.
Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidup kita, jangan sampai disia-siakan.
Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah ‘kepompong’ Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir.
Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona, amiin.***
Semoga kita bisa mengambil Hikmah dari notes ini

KISAH TUKANG CUKUR MEPERTANYAKAN ADANYA " TUHAN "

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
 Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.

“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, apa yang terjadi di jalanan itu menunjukkan bahwa Tuhan itu tidak ada? Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, mengapa ada orang sakit??, mengapa ada anak terlantar??"

"Jika Tuhan ada, pastiah tidak akan ada orang sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker, istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,” Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??”.
“Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,” Si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!” sanggah si tukang cukur.
”Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui.” Itulah point utama-nya!.

Sama dengan Tuhan, Tuhan itu juga ada, tapi apa yang terjadi… orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”


Apakah Tuhan harus memaksa untuk datang kepada-Nya baru dunia tidak ada kesusahan? Semua kembali pada diri kita masing-masing.

Socrates :"Tentang Hakikat Cinta dan Hakikat Perkawinan"

Pada suatu saat, Socrates mengajak beberapa muridnya berjalan-jalan setelah mereka belajar mengenai filsafat, mereka adalah Aristodemus, Apolloderus, Aghaton dan Plato. Dalam perjalanan pagi itu, para murid bertanya tentang hakikat yang paling hakiki dalam kelangsungan hidup manusia, yaitu beranak pinak. Setelah dijelaskan secara rinci dan transparan oleh sang filsuf, maka Plato salah seorang murid kesayangan Socrates memberanikan diri untuk bertanya, “Apa hakikatnya Cinta itu..!”
Sang Filsuf terdiam sejenak dan merenung serta berujar pada Plato :” Mengapakah kamu perlu menanyakan hal tersebut ? Sang murid menjawab "Wahai guru yang bijak, aku saat ini sedang mengalami perasaan tentang apa yang disebut orang, jatuh cinta”.
Sang bijak-pun menjawab pertanyaan Plato...... Experto dico (aku berbicara sebagai orang yang berpengalaman) :” Pergi sekarang juga tanpa kompromi ke dalam hutan di depan sana, dan carilah bagiku sebatang pohon apapun yang menurutmu paling indah, paling sehat dan yang paling berkenan dalam penglihatanmu, potonglah dan bawa kepadaku”.!!!
Plato-pun menjalankan perintah sang guru dengan takzim dan berjalanlah dia menjelajahi hutan tersebut, memang di dalam hutan tersebut dia melihat dan menemukan bermacam-macam pohon yang indah-indah, pada saat mata Plato melihat sebatang pohon yang terlihat indah, hatinya mengatakan bahwa hutan itu begitu luas dan masih banyak pohon yang lebih indah di dalam sana, demikian terjadi berulang kali dan tanpa terasa, senjapun merayap turun, dengan langit yang berwarna lembayung, Plato bergegas kembali pulang tanpa membawa pohon yang diinginkan oleh sang fisuf.

Melihat Plato sudah kembali, Socrates pun bertanya :” Muridku…..manakah pohon yang kupesankan kepadamu itu?”Plato pun menjawab kepada Socrates :” Wahai guruku….aku memang telah berjalan sepanjang hari di dalam hutan tersebut, dan memang telah aku lihat bermacam-macam pohon yang indah, kuat dan sehat, tetapi guruku…setiap kali aku akan memotong pohon tersebut, aku ragu-ragu, dan hati kecilku berkata, hutan masih luas dan di dalam sana masih banyak pohon yang lebih indah, oleh sebab itu aku tidak memotongnya. Tanpa terasa ya sang bijak……senja pun turun dan aku bergegas pulang sebelum temaram senja menjadi gelap……. Maafkan aku wahai guruku karena aku tidak membawakan bagimu pohon yang guru inginkan.”
Socrates pun tersenyum dan mengatakan pada Plato:” Muridku…kau sebenarnya telah melakukan tanpa kau sadari tentang Hakikat Cinta, yaitu manakala engkau belum puas dan menemukannya, maka kau akan terus mencari dan mencari, melihat sesuatu dan membandingkannya dengan yang lain, sehingga kehampaan yang kau dapatkan."
Keesokan paginya, bertanya pulalah Plato kepada Socrates…guru sekarang aku sudah memahami hakikat cinta, tetapi apakah perbedaannya dengan hakikat perkawinan?
Mendengar ucapan muridnya tersebut, Socrates tersenyum sambil menggosok janggutnya dan berkata pergilah kembali ke dalam hutan itu dan lakukanlah seperti yang kuperintahkan kemarin.
Sebagai murid yang baik, Plato pun menjalankan tugas yang diperintahkan oleh sang guru. Kurang lebih sebelum pukul 12 siang, Plato pun sudah kembali dengan membawa sebatang pohon Zaitun yang elok dan segar yang dipersembahkan kepada sang guru, dan bertanyalah Socrates kepadanya : “Muridku…apakah ini adalah pohon yang terbaik yang kau temPlato pun menjawab :” Guru…inilah pohon yang baik dan segar yang kudapatkan, walaupun aku tahu pohon ini bukanlah pohon yang terbaik di dalam hutan sana, tetapi aku memilih pohon ini karena aku tidak mau terulang lagi seperti kemarin, yaitu pulang dengan tangan hampa.
ui di hutan sana..?
Sambil mengusap janggutnya sembari tersenyum, Socrates menjelaskan pada Plato:” Itulah “Hakikat Perkawinan”, di mana engkau berani memutuskan memilih yang baik menurut pandanganmu dan walaupun engkau tahu bahwa itu bukanlah yang terbaik, di sinilah engkau menentukan sikap dalam memilih, di mana perkawinan adalah pengambilan keputusan yang berani, penyatuan dua hati, penyatuan dua karakter yang berbeda di mana dua insan ini harus dan berani berbagi serta menyatukan dua pandangan menjadi satu dalam menerima kekurangan dan kelebihan pasangannya.
So…….Wikimuers demikianlah Hakikat Cinta dan Hakikat Perkawinan itu, di mana cinta semakin dikejar semakin jauh, tidak dicari…eeehhh dianya nongol dengan sendirinya. Dan Perkawinan…..inilah tempat untuk belajar berbagi, mengerti dan saling melayani dalam membina mahligai rumah tangga.
Dum vita est, spes est! ( ketika masih ada kehidupan, di situ pula masih ada pengharapan)

KISAH ANAK KAMBING DAN SRIGALA

Seekor anak kambing yang sangat lincah telah ditinggalkan oleh penggembalanya di atas atap jerami kandang untuk menghindari anak kambing itu dari bahaya. Anak kambing itu mencari rumput di pinggir atap, dan saat itu dia melihat seekor serigala dan memandang serigala itu dengan raut muka yang penuh dengan ejekan dan dengan perasaan yang penuh kemenangan, dia mulai mengejek serigala tersebut, walaupun pada saat itu dia tidak ingin mengejek sang Serigala, tetapi karena dia merasa serigala tersebut tidak akan dapat naik ke atas atap dan menangkapnya, timbullah keberaniannya untuk mengejek.
Serigala itupun menatap anak kambing itu dari bawah, “Saya mendengarmu,” kata sang Serigala, “dan saya tidak mendendam pada apa yang kamu katakan atau kamu lakukan ketika kamu diatas sana, karena itu adalah atap yang berbicara dan bukan kamu.”
HIKMAH : Jangan kamu berkata sesuatu yang tidak kamu ingin katakan terus menerus

Kamis, 27 Juni 2013

Belajar Dari Ulat Yang Berubah Menjadi Kupu-Kupu

Pernahkah anda melihat seekor kupu-kupu ? Tentu saja pernah. Bagaimana pendapat anda tentang kupu-kupu ? Tentu saja indah dan lucu warna nya yang berwarna-warni menarik setiap mata untuk melihat ya. Taukah anda dari mana kupu-kupu itu berasal ? tentusaja anda tau bahwa kupu-kupu itu berasal dari seekor  ulat yang bermetamorposis menjadi kupu-kupu. Apa pendapat anda tenetang ulat ? tentu saja ada sebagian orang yang merasa geli atau jijik untuk melihat nya.
  Baiklah sekarang kita lanjut pada cerita yang akan saya tulis  tentusaja bukan tentang pelajaran metamorphosis yang kita pelajari di mata pelajaran biologi pada masa sekolah. Disini saya haya mencoba mengambil hikmah atau memetik pembelajaran yang begitu besar yang terdapat didalam proses terjadinya metamorphosis pada kupu-kupu. Kupu-kupu  berasal dari induk kupu-kupu yang bertelur pada daun di pohon-pohon, apakah induk kupu-kupu mengerami telurnya ? setau saya tidak kupu-kupu ketika betelur meletakan telurnya di daun pohon dan meninggalkannya begitu saja. Bukan berati induk kupu-kupu itu tidak bertanggung jawab terhadap anaknya karena itu sudah menjadi jalan hidup nya seperti itu dan itulah yang akan mendewasakan kupu-kupu. Bahkan dengan seperti itu mengajarkan kepada anak nya untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab kepada dirinya sendiri.
     Baiklah sekarang kita lanjut pada inti cerita, proses terjadi nya kupu-kupu itu membutuh kan waktu tidak semudah membalikan telapak tangan butuh perjuangan dari sebutir telur kemudian menjadi ulat kemudian menjadi kepompong barulah menjadi kupu-kupu yang indah. Bahkan ada sebagian dari jenis ulat yang kepompong nya bermanfaat bagi manusia dan bernilai jual tinggi seperti ulat sutra. Dalam setiap tahap-tahapan perosesnya ulat bejuang sendiri tanpa ada yang membantunya haya alam dan keberuntungan lah yang menolong nya untuk melewati taha demi tahapan tersebut semuanya butuh proses dan perjuangan. Pernah suatu ketika ada seseorang yang merasa kasihan dan ibah melihat kupu-kupu yang ingin keluar dari kepompong nya dan ia pun membantu mengeluarkan seekor kupu-kupu tersebut dari kepompong nya, namun taukah anda apa yang terjadi kepada kupu-kupu tersebut? Kupu-kupu tersebut malah menjadi cacat sayap nya tidak berkembang dengan sempurna dan kupu-kupu tersebut  tidak bias terbang.
  Pelajaran yang  bisa kita ambil dari kejadian tersebut yaitu bahwa proses hidup ini yang akan mendewasakan kita member pelajaran kepada kita akan makna hidup dan perjuangan. Ketika kita terus menerus bergantung kepada orang lain maka kita jadi ketergantungan dan tidak bisa hidup kalau tidak ditolong, tentusaja kita tidak mau seperti itu. Karena tidak selamanya orang itu mau membantu kita jadi kita harus bisa hidup mandiri.
      Intinya kita jangan menyesali  jikalau Tuhan terus memberikan cobaan karena cobaan demi cobaan yang Tuhan berikan kepada umat nya itulah yang kana mendewaasakan kita. Terkadang memeang terkesan Tuhan itu tidak adil kepada kita, justru Tuhan itu tengah menuji umat nya agar lebih dewasa dan keimananya semakin bertambah.  Dan  bukan berati jikalu kita sukses nanti kita pun lupa kepada orang di sekitar kita, terutama keluarga kita karena merasa kesuksesan itu diraih sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain dan orag tua. Karena pada intinya doa dan dukungan dari keluarga lah kita bisa sukses dan berhasil. Hargai dan hormatilah orang tua biar bagai manapun ia telah bisa menghidupi kita hingga seperti sekarang ini, dan kita belum tentu bisa lebih baik dari mereka kelak setelah kita memiliki keluarga dan keturunan. Sekian cerita dari saya semoga bermanfaat.

KISAH LEBAH & LALAT


Mengapa LEBAH cepat menemukan Bunga...?
Sedangkan
LALAT cepat menemukan Kotoran ?

Karena naluri Lebah hanya untuk menemukan Bunga,
Sedangkan Naluri lalat hanya untuk menemukan Kotoran.

LEBAH ƭίϑαƙ tertarik pada kotoran.
Sebaliknya, LALAT ƭίϑαƙ tertarik pada harum dan keindahan bunga.

Alhasil, LEBAH kaya akan madu sedangkan LALAT kaya kuman penyakit.

Mengapa sebagian orang menjadi JAHAT dan sebagian org mnjd BAIK.

Karena orang jahat ƭίϑαƙ tertarik pada hal² yg baik, Sebaliknya bila ada hal² yg jahat, menyakitkan, gosip, bohong, permusuhan, mereka jadi begitu bersemangat untuk menyebarkannya, mereka orang² yg mudah di profokasi
tanpa pikir panjang langsung bereaksi.

Orang BAIK ialah orang yg ƭίϑαƙ tertarik dan tak mau merespon akan hal² buruk, menyakiti, isyu yg tak jelas, semua hal yg berbau kejahatan yg sekalipun dilapisi isyu agama.

Apa yg dipikirkan akan menghslkan apa yg diliat, & apa yg diliat akan menghasilkan apa yg diperoleh.
Hidup ini sangat tergantung dengan Hati & Pikiran.

Jika Hati & Pikiran selalu Negatif maka apa saja yg dilihat akan selalu Negatif & hasilnya adalah penderitaan, sakit hati, kecewa. Iri hati, sirik

Ingin bahagia....?
Mulailah dgn Hati & Pikiran yg selalu Positif maka apa saja yg dilihat akan selalu Positif & hasilnya adalah kebahagiaan.

KISAH NABI DAUD A.S. DAN ULAT KECIL

Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud a.s sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab Az-Zabur, dengan tiba-tiba dia melihat seekor ulat merah. Lalu Nabi Daud a.s. berkata pada dirinya, “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”
Setelah Nabi Daud berkata seperti itu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. “Wahai Nabi Allah! Allah s.w.t telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.
Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud a.s. “Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?” Akhirnya Nabi Daud menyadari akan kesalahannya karena memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah s.w.t. maka Nabi Daud a.s. pun bertaubat dan menyerahkan diri kepada Allah s.w.t. Begitulah sikap para Nabi a.s. apabila mereka menyadari kesalahan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah s.w.t.

KISAH IKAN SALMON II

Sesuatu yang tidak pernah terjangkau dalam fikiran kita..selama ni apa yg kita cuma ambil tau mengenai khasiatnya saja..tapi kalau di pandang dari sudut lain pula.. Kisah Perjuangan hidup si Ikan Salmon ini amat mengagumkan dan agak menarik sebagai inspirasi kita menjalani kehidupan harian.

Salmon adalah sejenis ikan laut yang hidup di perairan pasifik yang sangat luas. Namun hakikatnya, Salmon lahir diperairan air tawar, berhijrah ke lautan lalu kembali ke air tawar untuk bertelur.

Di antara ribuan telur yang dihasilkan oleh ikan Salmon, hanya sekitar separuhnya yang menetas. Benih ikan Salmon yang masih kecil ini hidup di dasar sungai yang berkerikil dengan memakan plankton.

Salmon kecil menghabiskan waktunya selama 1 tahun di hulu sungai. Hingga akhirnya tubuh ikan salmon mula kuat dan siap untuk berenang, maka ikan salmon yang membentuk kumpulan dan akan berenang menuju laut Samudra Pasifik yang sangat luas..

Dalam 3-5 tahun mereka akan melintasi samudra yang sangat luas. Bermula dari pantai Amerika ini, perjalanan dilanjutkan melewati Alaska, menuju perairan teluk di jepang dan kembali lagi hingga di akhir perjalanan mereka telah matang dan siap untuk bertelur. Ikan Salmon selalu kembali ke tempat mereka dilahirkan untuk bertelur.

Setelah sampai dilautan, tubuh ikan Salmon akan mengalami perubahan genetis yang membuatnya mampu bertahan di lautan yang berkadar garam tinggi.Namun yang menjadi persoalannya bagaimana ikan salmon dapat menemui kembali jalan ke sungai tempat mereka lahir sedangkan ada begitu banyak muara di lautan?

Sesungguhnya Tuhan telah memberikan kemampuan khusus pada indera penciuman mereka. Bagi manusia tidak ada bezanya air sungai satu dengan yang lain, tetapi itu tidak berlaku bagi ikan salmon karena mereka mampu mencium aroma air sungai yang telah lama mereka tinggalkan.

Salmon melakukan perjalanan pulang yang berlawanan arus deras demi bertelur di tempat kelahirannya. Ikan salmon harus melakukan loncatan saat melewati tempat arus sungai yang lebih tinggi dan juga harus merangkak di air yang dangkal demi untuk kembali ke daerah asalnya. Inilah yang merupakan keunikan ikan salmon.

Ternyata, banyak ikan salmon yang kehabisan tenaga sebelum mereka sampai di sungai, mereka mati dan tidak berjaya bertelur seperti sebagian ikan salmon lain yang kuat dan banyak juga diantara mereka yang menjadi santapan beruang kerana ikan Salmon ini mampu melompat setinggi 3 meter.


Yang sangat mengagumkan, selama perjalanan pulang ini, ikan Salmon tidak makan apa-apa, hanya berbekal cadangan lemak yang ada ditubuhnya bak kata lain berPuasa. Mereka sungguh sangat tabah dan tegar untuk melakukan perjalanan yang jauhnya mencapai 3200 KM!

Setelah mangharungi perjalanan yang sangat jauh selama berbulan-bulan tanpa makan, akhirnya mereka yang mampu bertahan hidup tiba ditempat dimana mereka dilahirkan!

Perjalanan belum berakhir sampai disini, mereka masih harus menyelesaikan tugas terakhir mereka, yaitu menetaskan telur mereka.

Setelah telur menetas, adalah saat terakhir bagi sang induk untuk menikmati indahnya tempat kelahirannya, mereka akan mati karena kehabisan tenaga selama perjalanan pulang. Namun begitu kematian ikan Salmon ini juga adalah bukan suatu yg sia-sia kerana bangkainya itu turut menjadi plankton iaitu makan kepada generasi kelahirannya yg sudah ditinggalkan.. Mati meninggalkan jasa..

Subhanallah..Ini menunjukkan bahawa ikan Salmon adalah makhluk yang diciptakan-Nya khusus untuk melakukan perjalanan yang menakjubkan yang penuh dengan perjuangan dan rintangan ini.

Terlalu banyak pengajaran yang boleh di ambil dari kisah perjalanan ikan Salmon ini. Turut terkandung semangat juang untuk terus hidup,kegigihan serta pantang menyerah.

Kehidupan ikan salmon banyak memberikan inspirasi untuk spirit dan kehidupan. Salmon merupakan jenis ikan yang sanggup melawan arus air, naik ke atas, rela luka-luka, dan mengambil resiko dimakan beruang/pemangsa lain untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu bertelur di hulu sungai.

Ini bisa memberi inspirasi kita untuk tetap berjuang dalam hidup ini dan tak lupa akan kuasa Allah.

KISAH IKAN SALMON

Ada sebuah cerita dari nelayan Jepang yang mencari ikan di tengah lautan luas. Lautan tersebut cukup jauh dari daratan. Mereka menangkap ikan–ikan salmon untuk dibawa ke daratan. Orang–orang jepang tentu menginginkan ikan yang segar namun ikan salmon yang dibawa para nelayan tersebut telah mati ketika sampai di daratan sehingga tidak segar lagi. Hal ini membuat para nelayan berpikir bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di lautan tidak mati ketika sampai di daratan.


“Ah… Mungkin kita harus menaruh ikan-ikan hasil tangkapan di bak berisi air dalam kapal supaya ikan itu masih hidup ketika kita sampai di daratan.”
Hal itu langsung dicoba, tetapi tetap saja ikan salmon tersebut mati ketika sampai di daratan akibat perjalanan yang memakan waktu yang lama ini.

“Bagaimana kalau diberi es?” Di dalam bak air tersebut diberi es, namun tetap saja ikan salmon itu mati dan tak segar lagi.

Akhirnya muncullah sebuah ide yang tidak masuk akal dari salah seorang nelayan. Nelayan itu memasukkan anak ikan hiu kecil ke dalam bak air yang berisi ikan-ikan salmon hasil tangkapan mereka. Hasilnya sangat mengejutkan! Ternyata ikan-ikan salmon itu tetap hidup setelah melalui perjalanan panjang menuju daratan.

Apa yang sebenarnya membuat ikan-ikan salmon itu bertahan hidup? Ternyata di dalam bak itu ikan-ikan salmon tersebut dikejar–kejar oleh si anak ikan hiu. Mereka terus dikejar-kejar tanpa henti. Ikan-ikan salmon itu berenang dengan gesit menghindar dari anak ikan hiu tersebut untuk bertahan hidup. Mereka berenang sekuat tenaga berjuang untuk mempertahankan hidup mereka sampai akhirnya di daratan mereka masih bisa bertahan hidup.

Terus bergerak dan berjuang untuk berenang! Itulah yang membuat mereka bisa bertahan hidup…

Cerita ini sangat menarik untuk direnungkan, bak air atau es batu yang disediakan nelayan dengan maksud membuat kondisi senyaman mungkin bagi ikan salmon untuk hidup layaknya di lautan tidak membuat mereka bertahan hidup.

Sebaliknya, ketika dalam bak air dimasukkan seekor anak ikan hiu yang di habitatnya adalah predator bagi ikan salmon ternyata malah memaksa ikan salmon terus berenang selama perjalanan sampai nelayan sampai di daratan. Anak ikan hiu dapat diibaratkan seperti tugas, deadline, dan segala bentuk hal lain yang memicu kita untuk selalu berjuang dan keluar dari zona nyaman.

Bayangkan jika kita hanya menjalani seluruh periode dalam hidup yang biasa-biasa saja dan di ujungnya semua orang memberikan ucapan selamat tetapi kita hanya merasa kosong dan bertanya “What is that? Am I really alive?”

Akhirnya, hanya terpaku merenung meratapi takdir apalagi yang ditunggu selain mati. Orang seperti ini tak ubahnya seperti mayat hidup, oleh karena itu carilah sesuatu yang bisa memicu dirimu bergerak dan berkarya dalam hidup ini.

KISAH KUPU - KUPU


Suatu hari,
pada saat sebuah lubang kecil timbul di suatu kepompong.
seorang pria duduk dan memperhatikan bagaimana seekor bayi kupu kupu selama berja- jam berjuang untuk memaksa mengeluarkan badannya melalui lubang tsb.
Akan tetapi kemudian,proses tersebut berhenti tanpa ada kemajuan lebih lanjut.
Tampaknya sudah sekuat tenaga dan bayi kupu-kupu tidak bisa bergerak lebih jauh lagi.
Sehingga sang lelaki tersebut memutuskan untuk menolong kupu-kupu itu……
diambilnya sebuah gunting untuk membuka kepompong tersebut
Dan….Kupu-kupu tersebut akhirnya keluar dengan mudah.
walau dengan tubuh yang lemah, kecil dan sayap yang mengkerut.
Sang lelaki terus mengamatinya dengan berharap bahwa, suatu saat, sayapnya akan terbuka, membesar dan berkembang, agar bisa menyangga tubuhnya dan menjadi kuat.
Ternyata tidak terjadi apa-apa ………………………………….!
dan kupu-kupu tersebut menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan merangkak beserta tubuhnya yang lemah dan sayap yang mengkerut tidak pernah bisa terbang.
Lelaki baik dan penolong ini tidak mengerti  bahwa kepompong yang menjerat maupun perjuangan yang dibutuhkan oleh kupu-kupu untuk dapat lolos melewati lubang kecil, adalah cara ALLAH untuk mendorong cairan tubuh dari kupu-kupu kesayapnya ,agar kuat dan siap untuk terbang sewaktu-waktu setelah bebas dari kepompongnya nanti.
Perjuangan mutlak dibutuhkan dalam  menjalani hidup kita ini.
Apabila ALLAH membolehkan kita hidup tanpa kesulitan , itu hanya akan membuat kita lemah.
Kita tidak akan sekuat ini. Tidak pernah bisa sehebat ini.
Saya memohon diberi Kekuatan… Dan ALLAH memberikan Kesulitan agar membuat saya Kuat.
Saya memohon agar menjadi Bijaksana… Dan ALLAH memberi saya Masalah untuk diselesaikan.
Saya memohon Kekayaan… Dan ALLAH memberi saya Bakat,Waktu, Kesehatan dan Peluang .
Saya memohon Keberanian….. Dan ALLAH memberikan hambatan untuk dilewati.
Saya memohon Rasa Cinta… Dan ALLAH memberikan orang orang bermasalah untuk dibantu.
Saya memohon Kelebihan… Dan ALLAH memberi saya jalan utk menemukannya.
“Saya tidak menerima apapun yang saya minta…
Akan tetapi saya menerima semua yang saya butuhkan ”
Sahabat,
HIDUPLAH DENGAN KEBERANIAN, HADAPI SEMUA KESULITAN, UJIAN, COBAAN DENGAN IKHLAS DAN TUNJUKKAN BAHWA KAU MAMPU MENGATASINYA.
USAHAKANLAH SEKUAT TENAGA UNTUK “MENEMUKAN” KEBAHAGIAAN, JAGA DIRI, JAGA LISAN, JAGA HATI, JANGAN MAIN HATI YANG BISA MENYEBABKAN PATAH HATI DAN SAKIT HATI, JAGA KESEHATANMU, GUNAKAN WAKTUMU HANYA UNTUK KEGIATAN YANG POSITIF, BANYAK BANYAK LAH BERDOA AGAR DITUNJUKKAN JALAN YANG BENAR DALAM MENEMUKAN KEBAHAGIAANMU DAN JANGAN BOSAN BOSANNYA BERUSAHA

KISAH LUKMAN AL-HAKIM DAN PUTRANYA



Dikisahkan Lukman Al-Hakim berpesan kepada anaknya untuk berusaha keras melakukan sesuatu dengan ikhlas tidak tergantung dari pujian, simpati dan makian dari manusia. Karena hal itu tidak akan bisa diraih sekalipun manusia sudah berusaha keras untuk menggapainya dengan kemampuan maksimal.
Sang anak kemudian meminta ayahnya untuk memberikan contoh nyata yang bisa dilihatnya sendiri dari pesan tersebut. Keduanya keluar bersama membawa keledai dari kandangnya, Lukman Al Hakim mempersilahkan anaknya untuk menungganginya dan dia mengikuti dari belakang. Tak lama kemudian keduanya bertemu dengan beberapa orang yang sedang duduk di pinggir jalan dan salah satu dari mereka pun berkomentar. “Ini anak benar-benar durhaka, tidak memiliki rasa hormat kepada orang tua.  Nak, turunlah ayahmu lah berhak kamu muliakan, biarkan beliau menaiki keledai itu dan kamu mengikuti dari belakang.”
Lukman pun berkata kepada anaknya. “Nak, tadi dengar tidak? Salah satu dari mereka berteriak keras dan menolak apa yang sudah menjadi kesepakatan kita di awal perjalanan.” Kemudian sang anak meminta Lukman untuk menaiki keledai itu.
Begitu melintasi sebuah persimpangan jalan, mereka berkata, “Ini bapak tidak memiliki rasa sayang terhadap anak, keras sekali hatinya. Anaknya dibiarkan berjalan dan kamu enak-enakan duduk diatas kendaraan. Ini hal yang buruk.”
Lukman pun berucap kepada anaknya. “Nak dengar ucapan dan penolakan mereka terhadapku yang menaiki hewan dan membiarkanmu berjalan?” Lukman dan anaknya lalu bersama-sama menaiki keledai itu.  Mereka pun melewati kumpulan orang. Tak lama berselang kembali muncul perkataan menyindir Lukman dan anaknya.
“Dua manusia yang tidak memiliki belas kasihan sama sekali dan tiada kebaikan sedikit pun pada keduanya. Seekor hewan dinaiki dua orang sungguh sangat membebani dan menyakiti hewan itu. Satu diantara kalian bisa memilih berjalan, itu lebih baik dan punya rasa kasihan,” ujar salah satu dari mereka.
Lukman pun kembali bertanya kepada anaknya, “Nak dengar ucapan mereka?”
“Ya, jawab anaknya.
“Kalau begitu, mari kita biarkan keledai ini berjalan sendiri dan tidak kita tunggangi,”.
Keduanya menuntun hewan tersebut dengan diapit di antara keduanya. Dan ketika melewati kumpulan orang, mereka pun berkata, “Aneh sekali kedua orang ini. Mereka biarkan hewan itu berjalan sendiri tanpa penumpang dan keduanya pun berjalan kaki.”
Mereka semua mengecam tidakan Lukman dan anaknya itu, sebagaimana keduanya menerima kecaman dari masyarakat yang dijumpai sebelumnya. Lukman berkata kepada putranya.
“Nak lihatlah, bagaimana hasrat untuk meraih simpati manusia adalah keinginan yang absurd dan mustahil? Maka, janganlah menoleh dan bergantung kepada mereka, tapi sibukanlah dirimu dalam meraih hasil terbaik untuk menggapai Ridho Sang Penguasa Dunia. Karena di dalamnya ada aktivitas efektif, ada kebahagiaan dan penerimaan, baik di dunia maupun saat hari perhitungan dan pertanyaan.”

Kamis, 20 Juni 2013

Menikahi Janda,… Mengapa Tidak ?!

Meski Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menganjurkan para pria untuk lebih mengutamakan perawan untuk dinikahi, bukan berarti beliau melarang seorang pria menikahi janda. Bukankah sebagian besar istri beliau juga janda?

Bagi seorang pria, menikahi janda juga bisa dijadikan pilihan. Apalagi jika ia berniat untuk menyantuni seorang wanita yang tidak lagi bersuami dan anak yatim yang kehilangan kasih sayang seorang ayah. Jika dilakukan dengan ikhlas, semua itu insyaallah akan membuahkan pahala yang besar.

Memang harus diakui, gadis perawan tentu memiliki banyak kelebihan dibandingkan seorang janda. Akan tetapi, janda pun punya satu kelebihan dari perawan, yaitu ia lebih berpengalaman ! Ya, karena ia sudah pernah berumah tangga. Dengan begitu, diharapkan dia bisa mengurus rumah tangganya dengan lebih baik.


Jika dulu ia pernah gagal membina keluarga bersama suami pertamanya, maka diharapkan ia bisa belajar dari pengalamannya itu untuk kemudian lebih introspeksi dan memperbaiki diri. Sehingga jika kemudian ia menikah lagi, ia akan berusaha menjaga keutuhan rumah tangganya, agar tidak karam sebagaimana yang pertama.

Pilih yang Shalihah

Jika ingin menikahi janda, seorang lelaki tetap harus memperhatikan rambu-rambu yang telah diberikan Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam untuk memilih calon istri.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
تُنْكَحُ النِّسَاءُ لِأَرْبَعَةٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَلِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
, “Wanita itu dinikahi karena empat hal. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah agamanya, (kalau tidak) engkau akan celaka.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dalam Syarah Muslim, Imam Nawawi menjelaskan bahwa barangsiapa yang memilih karena pertimbangan agama, maka akan mendapatkan kebaikan dan barakah serta terlindung dari berbagai mafsadat. Ini buah dari mulianya akhlak dan kebaikan wanita pilihannya.

Adapun mengenai gambaran akhlaq wanita shalihah, adalah yang selalu menyenangkan hati suaminya bila dipandang, selalu taat pada suaminya, tidak pernah melanggar perintahnya serta tidak berkhianat dalam mengelola harta suaminya. Wanita seperti inilah sebaik-baik perhiasan dunia, yang layak dimiliki oleh lelaki yang shalih.

Untuk Para Janda

Untuk para saudariku yang saat ini sudah menjanda, jangan biarkan hati kalian terus-menerus dalam kesedihan.
Sungguh, meski sudah tidak punya suami, tetapi kalian masih punya Allah l yang Maha Hidup. Tetaplah menjaga kecintaan dan ketaqwaan kepada Allah l,
karena Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’, kemudian mereka bersikap istiqamah, maka akan turun malaikat kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’”(Fushshilat:30)

Berusahalah untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dan jagalah akhlak kalian baik di dalam maupun di luar rumah. Sebisa mungkin, kurangilah aktivitas di luar rumah.
Jika terpaksa harus keluar rumah, jangan lupa untuk senantiasa menutup tubuhmu dengan pakaian yang syar’i. Jika mungkin, mintalah salah seorang mahrammu untuk menemanimu.
Ingatlah bahwa keanggunan dan kesendirianmu bisa menjadi fitnah bagi lelaki. Karena itu, berhati-hatilah dan jangan lupa berdoa dalam memulai setiap langkahmu.

Jika kamu merindukan kasih sayang seorang suami sebagaimana dulu pernah engkau miliki, maka berdoalah kepada Allah agar memberikan yang terbaik untukmu. Sungguh Allah telah berjanji untuk mengabulkan doa hamba-Nya, akan tetapi engkau pun harus bersabar. Yang terpenting, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allahu ta’ala. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.
Tambahan faedah : ( tambahan faedah ini merupakan tulisan dari Ukht Ummu Rumaisha)

Janda adalah status semata yang sama halnya dengan “menikah”, “tidak menikah”, “duda”, “perjaka”, “perawan” dan kata sandang lainnya yang beredar di masyarakat.
Terkadang dalam hidup seseorang harus berhadapan dengan pilihan yang sulit bila masalah akhirnya menyebabkan pernikahannya kandas. Atau ketika kuasa Tuhan bicara lain dari rencana sepasang manusia, dan membuat yang ditinggalkan harus menjalani hidup sendiri.
Kalau dalam ajaran agama Islam posisi janda ini diletakkan sedemikian rupa yang harus kita hormati, rasanya tidak adil menempatkan mereka dalam kenegatifan. Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pun beristrikan para janda yang ditinggal suaminya meninggal di medan perang, karena beliau ingin menjaga kehormatan para wanita tersebut dan menjamin masa depan anak-anaknya. Sedangkan dalam mayarakat beberapa dari kita menempatkan seorang janda layaknya obyek tabloid gosip. Rasanya ganjil kalau kita timpang sebelah memberikan cap yang kurang baik pada seorang janda, sedangkan bagi seorang duda, sepertinya hal yang biasa saja.

Ketika kita memutuskan untuk memberikan cap tertentu pada sebuah status, tengoklah kembali siapa diri kita sebenarnya ini.
Kenapa kita tidak bisa melihat seseorang karena dia adalah pribadi yang menarik, welas-asih, baik hati atau periang?
Kenapa kita tidak bisa mengukur seseorang karena kepandaiannya memasak, merangkai bunga, ilmu dan agamanya?
Apa perlu kita mencampur adukkan status seseorang dengan kemampuannya dalam masyarakat dan memberikan nilai rendah hanya karena dia berbeda?
Status, apapun itu, apalagi seorang janda, mestinya membuat kita berpikir keras. Berpikir bagaimana si wanita itu menghidupi keluarganya, kalau dia memiliki anak . Berpikir bagaimana bisa berlaku profesional di kantor, bukannya menyulut gosip-gosip iseng tentang kawan kerja yang seorang janda. Semestinya kita terus belajar dengan berkaca pada orang lain, karena di beberapa hal bisa jadi kita ini lebih beruntung.
Terlepas dari semua itu, semua janda-muda harus memikul beban yang tidak mudah, apalagi bila mereka sudah dikaruniai keturunan. Selain harus menghidupi dirinya sendiri, sang janda muda juga harus bisa berdiri tegar untuk menghidupi anak-anaknya.

Sedangkan untuk urusan asmara, janda-muda suka dihadapkan oleh kendala penolakan dari keluarga laki-laki.

Saya sendiri suka menemukan kisah-kisah di mana para janda-muda harus rela patah hati karena keluarga pihak laki-laki menolak kehadiran mereka.

Dari berbagai alasan yang disampaikan, penolakan keluarga laki-laki atas kehadiran seorang janda-muda sedikit banyak dipengaruhi oleh bagaimana masyarakat melihat sosok janda-muda itu sendiri.

Sosok seorang janda muda mau tidak mau sering dikaitkan dengan persepsi “bekas” atau “second hand“. Akibatnya, janda-muda seperti mengalami penurunan kualitas sebagai calon pasangan hidup. Terlebih lagi bila jandanya disebabkan oleh perceraian.

Saya pribadi menolak pandangan seperti ini. Karena seorang janda muda hanyalah seseorang yang memang punya jalan hidup seperti itu, terlepas dari ditinggal mati ataupun karena bercerai.

Ketika seorang wanita muda menjanda, tidak serta merta dia jadi turun kualitasnya, dan bukan pula berarti dia jadi kurang cocok untuk jadi pasangan hidup dibanding dengan wanita-wanita yang masih lajang.

Memutuskan untuk meminang seorang janda muda memang punya kendalanya sendiri. Selain penolakan, kita juga harus mau berbesar hati menerima anak-anaknya, dan mungkin suatu saat harus berhadapan dengan mantan suami juga. Hal-hal seperti inilah yang mungkin dipandang sebagai excess baggage nya janda-muda.
Bagi seorang laki-laki, kondisi tersebut tentunya akan berdampak pada ketahanan psikologis, fisik dan ketahanan ekonominya.
Namun semua kembali pada pilihan.

Bila sang janda-muda memang bisa memberikan yang selama ini kita cari dan bisa memberikan kedamaian hati, sudah selayaknyalah kita memperjuangkan dirinya untuk dijadikan pasangan yang akan menemani kita sampai hari tua nanti.

bersabarlah dengan kesabaran yang tinggi……wahai ukhti Muslimah yang mengharapkan wajah NYA ta’ala
Ingatlah firman Allah ta’ala , berikut ini :
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
.” Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. “(QS.AZ ZUMAR :10)
bersabar dan bertaqwalah dengan sebenar benar taqwa, yakinlah Allahu ta’ala akan memberikan yang terbaik wahai ukhti muslimah
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri, (QS Ath Thuur : 48)